Cerita di balik perjalan menembus Gunung Singgalang, Balingka 18 Juni 2011
Oleh : Al Amin, Tim Media DPD PKS Padang
Taratak paneh Adzkia, awal perjalan kami menuju Gunung Singgalang. Expedisi ini di adakan oleh kepanduan DPD PKS Kota Padang. Tim ini di ketuai oleh ustad Mayefredi yang juga ketua bidang BKO PKS Kota Padang. Pukul 17. 00 wib semua tim berkumpul di pelataran Masjid Adzkia. Brefing pun di lakukan untuk mengecek perlengkapan yang akan di bawa untuk pendakian. Peserta yang ikut dalam expedisi ini berjumlah 32 orang. Bersama tim ini juga ikut rombongan PKPU Padang. Jam 17.40 Wib brefing pun selesai dan tim pun langsung bergerak meninggalkan kota padang menuju padang panjang.
Tampak wajah-wajah yang penuh semangat dari para peserta expedisi. Tak ada kata gentar dan raut wajah murung. Semuanya sudah tidak sabar untuk segera sampai di lokasi dan menjejal medan yang akan di lalui nanti. Dua jam sudah berlalu kami tiba di padang panjang, perjalanan memang agak sedikit lama karena harus berhenti untuk shalat. Ketua rombongan tampak intens berkomunikasi dengan ikhwan yang ada di bukittinggi, nantinya akan bertemu di padang luar. Tak lama berselang kami tiba di padang luar, ikhwan dari bukit tinggi juga sudah berada di sana dan ia nantinya akan mengantarkan kami menuju titik awal pendakian.
Satu jam kami berhenti di sana, di sebuah kedai sambil menyantap gorengan yang masih panas. Di tambah cuaca dingin yang mulai terasa. Selain itu rombongan tim juga makan bersama mengisi perut untuk bekal pendakian. Perjalanan pun di lanjutkan kurang lebih setengah jam dari padang luar, menyusuri jalan ke danau maninjau dan masuk ke simpang jalan malalak. Kami pun sampai di lokasi tepatnya di balingka. Sebuah nagari yang terletak dibawah kaki gunung singgalang. Rombongan turun dan menyiapkan semua perlangkapan untuk mendaki, seperti Ransel, senter, jaket, sepatu menjadi perlengkapan wajib peserta dan di tambah perlengkapan lainnya. Cuaca kala itu dalam kondisi baik dan Hawa dingin mulai terasa mengiringi perjalanan kami.
Pukul 23.00 wib kembali di lakukan brefing untuk memastikan semua rombongan siap untuk menembus Gunung Singgalang. Selain itu juga pemeberian arahan oleh ketua rombongan agar selalu meluruskan niat dan meyerahkan semua kepada Allah swt. Tim siap untuk bergerak, perjalanan kami di pandu oleh pak budi warga balingka. ia adalah orang sudah sering turun naik gunung memberi panduan bagi para pendaki. Selesai berdoa tim berangkat meninggalkan nagari balingka menuju gunung singgalang.
Alhamdulillah cuaca malam itu cukup bagus, sinar rembulan senantiasa mengiri setiap langkah kaki kami di tambah hembusan angin malam yang begitu dingin. Gunung singgalang dengan gagahnya di terangi rembulan, sekilas tampak dari bawah seakan-akan gunung itu tak terlalu tinggi. Setengah jam berlalu kami tiba di titik awal pendakian, medannya belum begitu berat masih berupa semak- semak belukar. Sejauh ini konsidisi semua rombongan masih aman untuk melanjutkan perjalan.
Tim terus begerak jauh meninggalkan pemukiman warga dan mulai masuk kedalam hutan. Gelap, itulah yang tampak selamanya perjalanan kecuali lampu senter yang jaraknya sinarnya tak begitu jauh. Suara binatang sesekali juga terdengar. Dua jam berlalu tim mulai menghadapi medan yang agak berat. Pendakian yang cukup terjal, jalan yang sedikit licin dan berair. Tim mulai terpecah, tapi tidak terlalu jauh meninggalkan rombongan yang lain. Komunikasi terus di lakukan lewat radio untuk memastikan rombongan yang lain. Kala rombongan lain tertinggal cukup jauh maka tim lain akan menunggunya.
Luar biasa…! Medannya. Inila Kata sebagian peserta. Perjalanan ini masih seperempat dari puncak singgalang, perjalanan yang panjang, terkadang sesekali tim harus merayap karena pepohonan yang melintang. Dini hari 19 juni 2011, rombongan masih meringsek jauh ke dalam hutan. Perjalanan sering kali terhenti karena rombongan yang lain tertinggal jauh di belakang. Sebagian peserta mulai kelelahan. Ini tak membuat langkah para pendaki untuk berhenti samapai di sini. Meski pun lambat tim tetap berjalan perlahan-lahan, jauh ke atas dan terus mendaki.
Pandangan fokus kedepan karena medanya semakin menantang nyali setiap pendaki. Takbir berkali-kali berkumandang memecah keheningan malam di tengah hutan belantara ini, membuat para peserta semakin bersemangat dan yakin bisa sampai puncak gunung. Sekitar 7-8 kali perjalan terhenti untuk istirahat. Jam 04.00 wib semua rombongan akhirnya berhenti total, dekat sebuah batu besar. Ketua tim rombongan memutuskan untuk istirahat dan tidur sejenak melepaskan kelalahan yang teramat sudah di rasakan semua rombongan.
Informasi dari sang Pemandu, batu besar ini adalah pinggang dari gunung Singgalang. Artinya masih ada setengah perjalan lagi untuk sampaid ke puncaknya. Satu jam waktu yang terasa cukup untuk istrahat dan betul-betul di maksimalkan semua peserta. Hawa di pinggang ini semakin dingin, sebagian peserta ada yang gemetaran karena dingin yang di rasakannya. Setelah melakasanan shalat subuh bersama, tim kembali bergerak tentunya dengan kondisi yang sudah baik, karena rasa letih sudah sedikit hilang.
Matahari mulai menampak kan wajahnya, sinarnya mulai tampak di sela-sela pepohonan. Hari semakin pagi perjalanan terus di lanjutkan. Sesekali di barengi dengan istirahat sambil minum dan makan snack kecil penyangga perut. Rombongan kembali terpecah, karena kondisi yang licin dan semakin terjal. Akhirnya berkat keyakinan dan rasa kebersamaan yang kuat, rombongan sampai di puncak tertinggi gunung Singgalang. Di puncak ini terdapat beberapa buah tower pemancar. Inilah puncak tertinggi Gunung Singgalang, kala itu jam menunjukkan pukul 08.10 wib. dan sinar matahari terik dengan sinarnya.
Dari puncak ini terlihat bentangan bukit barisan yang tersusun rapi, gunung merapi yang berdiri kokoh di selimuti awan putih menjadi pemandangan yang menarik dari puncak ini dan hamparan pemukiman penduduk yang terlihat sangat kecil membentang luas. Semua peserta beristirahat sejenak sambil mengabadikan foto terbaiknya. Perjalanan ini belum usia, masih ada tempat yang harus di lihat yaitu kawah dari gunung singgalang. Kawah ini bukanlah kawah belerang yang ada di merapi, kawah ini adalah sebuah telaga yang di berinama “Telaga Dewi”.
Setengah jam perjalan dari puncak singgalang, turun kebawah dengan jalan yang berlumut. Akhirnya rombongan tiba di telaga dewi, telaga yang tidak terlalu luas. telaga ini sangat mempesona, bagi yang melihatnya. Rasa letih selama perjalan dari bawah hingga ke puncak sejenak hilang. airnya yang bening dan dingin membuat sebagian peserta langsung meminum air telaga, bahkan ada juga yang langsung mandi di telaga. Inilah batas akhir dari pendakian tim expedisi.
Semua rombongan saling mengucapkan syukur bisa sampai di titik akhir pendakian dan tak lupa untuk mengabadikan gambar terbaikknya untuk kenang-kenangan. Setelah semuanya sampai di telaga, di lakukan acara santai yang di pimpin oleh ketua, untuk lebih saling mengenal di antara peserta dan juga pemberian arahan oleh ketua tim terkait untuk turun dari gunung singgalang.
Pukul 11. 30 wib semua rombongan bergerak meninggalkan telaga dewi, ini menjadi kenangan yang indah bagi para peserta rombongan expedisi. Dalam perjalanan turun ini sedikit lebih santai tapi dengan penuh kehati-hatian. Caroboh sedikit saja bisa berakibat fatal, jatuh ke dalam jurang. Menjelang ashar sebagian rombongan sudah ada yang tiba di bawah dan yang paling terkahir sekitar jam 19.00 wib. Alhamdulillah semua rombongan selamat sampai di bawah dan setelah isya semua berangkat ke padang.